Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Rabu, 09 Januari 2013

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL NY ”H” DENGAN KETUBAN PECAH DINI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu. Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan, pada keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Prawirohardjo, 2008).
Kebanyakan ibu dengan ketuban pecah dini akan mengalami persalinan spontan dan hasilnya baik. Namun ada bahanya yang berhubungan dengan ketuban pecah dini meliputi infeksi, tali pusat menumbung, infeksi iatrogenik asenden dari pemeriksaan vagina dan perlunya induksi atau augmentasi persalinan dengan intervensi yang sesuai (Chapman, 2006).
Kematian ibu memang menjadi perhatian dunia international,  World Health organization (WHO) memperkirahkan diseluruh dunia lebih dari 585, 000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil dan bersalin, salah satunya ialah persalinan ketuban pecah dini (KPD). Tahun 2008 terdapat 23 (4%) persalinan prematur dari 580 persalinan normal karena ketuban pecah dini, 93 (39) sedangkan 2009 terdapat 32 (6%) persalinan prematur dari 541 persalinan noemal karena ketuban pecah dini 12 (37, 5%) (Mitra, 2010).
Di asia tenggara (ASEAN) ketuban pecah dini (KPD) masih tergolong tinggi, angka kematian  ibu akibat ketuban pecah dini yang tidak nyaman diperkirahkan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun (98%) dari seluruh persalinan normal dan KPD diasia tenggara salah satu penyumbangnya ialah Indonesia (Arali, 2009 ).
Ketuban pecah dini (KPD) di Indonesia secara global 80% kematian ibu. Pola penyebab langsung dimana-mana yaitu perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan,sepsis (15%) hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%) komplikasi abortus tidak aman (13%), ketuban pecah dini (4%) dan sebab-sebab lainnya (8%) (Wiknjosastro, 2008).
Menurut data dari dines kesehatan angka kejadian dipropinsi sulawesi barat tahun 2008 (9,62%) dari persalinan ketuban pecah dini (KPD) sedangkan pada tahun 2009 (5,25%) dari persalinan ketuban pecah dini. Dari data diatas menunjukkan bahwa persalinan dengan KPD pada tahun 2008-2009 masih cukup tinggi dan masih memerlukan penatalaksanaan yang tepat sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat diturunkan.
Berdasarkan data medical records puskesmas Massenga polewali mandar pada tahun 2008 sebanyak 167 orang, dimana didapatkan ibu melahirkan dengan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 32 orang (5%). Pada tahu 2009 ibu melahirkan sebanyak 215 orang dan jumlah persalinan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 11 orang (19%). Pada tahun 2010 ibu melahirkan 201 orang jumlah persalinan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 4 orang (50%). Sedangkan pada tahun 2011 dari bulan januari sampai juni ibu melahirkan sebanyak 32 orang dan jumlah persalinan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 6 orang (5%).
Download KTI lengkap disini

1 komentar: