Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Rabu, 09 Januari 2013

ASUHAN KEBIDANAN NY“R” DENGAN INFERTILITAS PRIMER

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap pernikahan dianugerahi keturunan. Ada 10%-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk menjadi hamil sampai melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi selama setahun atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut dengan kekurangsuburan atau dalam bahasa medis  disebut sebagai infertil.  (Hecker, 2003)
     Infertilitas adalah masalah yang dialami pria dan wanita dimanapun di dunia. Walaupun diperkirakan angka kejadiannya  tidak terlalu cermat dan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, sekitar 8% pasangan mengalami masalah infertilitas selama masa reproduksinya, apabila diekstrapolasi ke populasi global ini berarati bahwa antara 50 sampai 80 juta orang mengalami masalah fertilitas, Suatu keadaan yang menimbulkan penderitaan pribadi dan gangguan kehidupan keluarga dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat. (Hinting, 2004)
Menurut WHO bahwa jumlah pasangan infertil sebanyak 36% diakibatkan adanya kelainan pada si ayah, sedangkan 74% diakibatkan oleh ibu. Hal ini dialami 17% pasangan yang sudah menikah lebih dari 2 tahun dan belum mengalami tanda-tanda kehamilan dan bahkan sama sekali belum hamil. (Addy, 2010)

    Perubahan pola demografi dalam 50 tahun terakhir di Negara maju dan khususnya dalam 20 tahun terakhir di Negara-negara berkembang, angka kejadian infertilitas di negara maju dilaporkan sekitar 5%-8%, dan di negara berkembang sekitar 30%. Word Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 8%-10% atau sekitar 50-80 juta pasangan suami isteri di seluruh dunia mengalami masalah infertilitas, sehingga membuat infertilitas menjadi masalah yang mendesak, kewaspadaan akan hal tersebut jadi meningkat cepat. Banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup. Maka menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota atau kira-kira 3 juta pasangan infertil diseluruh Indonesia. (Wiknjosastro, 2005)
Sesuai dengan paradigma baru Program Nasional Kependudukan/keluarga Berencana di Indonesia telah di ubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visinya untuk mewujudkan “Kelurga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Saifuddin, 2005)
Maka kepada pasangan suami isteri yang belum dikaruniai anak seyogyanya diberikan pelayanan kemandulan/infertilitas agar mereka juga dapat mewujudkan tujuan visi tersebut sehingga bagi penanggulangan infertilitas. (Wiknjosastro, 2005)
    Infertilitas dapat disebabkan dari berbagi factor, baik dari factor suami maupun dari factor isteri. Infertilitas karena factor isteri mencakup 45% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan tuba, ovarium dan peritoneum. Sedangkan karena factor suami sekitar 40% meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran air mani karena infeksi bawaan, factor imunologik, antibody, antisperma seerta factor gizi. Faktorn gabungan yang disebabkan oleh kedua suami isteri sekitar 205-30%, sementara akibat faktor yang tidak terjelaskannya sekitar 10%-15%.(Anwar, 2008)
Download KTI lengkap disini

2 komentar:

  1. mksh....... dpt tmbhn refrnsi lg nieh...
    Postkn lbh banyk lg donk tentang infertil.....

    BalasHapus
  2. Sama@...
    msh bnyk sich referensi KTI yg lain, cma lg g da wktu..msh sbuk melayani tugas2 mahasiswa...

    BalasHapus