Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Selasa, 18 Desember 2012

Mastitis Pada Ibu Nifas

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Wanita yang sedang menjalani masa nifas penting untuk mempersiap-kan keadaan fisik dan psikologinya terutama dalam hal menyusui bayi. Karena factor fisik dan psikologi sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan dan pengeluaran ASI. Sebagai tenaga kesehatan sudah menjadi kewajiban kita untuk memfasilitasi pemberian asi ibu kepada bayinya. Terkadang dapat dijumpai timbulnya masalah dalam proses pemberian asi tersebut.
Salah satu masalah yang sering terjadi saat ibu menyusui adalah mastitis. Mastitis merupakan infeksi yang terjadi pada payudara. ini merupakan kelanjutan dari bendungan payudara. hal ini dapat terjadi karena kurangnya perawatan payudara sehingga bakteri staphylococcus aureus dapat dengan mudah menginfeksi payudara. Ibu yang terkena Mastitis bisa sampai mengeluarkan nanah dari payudaranya (abses payudara). Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Tugas kita sebagai seorang tenaga kesehatan sebisa mungkin mencegah terjadinya penyakit mastitis pada ibu menyusui, yaitu dengan cara mengetahui sedini mungkin tanda dan gejala yang biasa muncul serta memberikan terapi pengobatan bagi penderita mastitis. Karena itulah penulis membuat makalah dengan judul “Mastitis pada Ibu Nifas”. Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tercapainya taraf hidup sehat yang lebih baik lagi.

B.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk memberikan informasi tentang penyakit mastitis kepada pembaca.
2.    Diharapkan penulis mampu mendeteksi resiko penyakit mastitis sehingga ibu dapat menjalani nifas dan menyusui dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Mastitis Dalam Masa Nifas
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Ada 3 macam Mastitis:
1.    Mastitis Periduktal : ditemukan pada ibu yang menjelang menopouse
2.    Mastitis Puerperalis : pada wanita hamil dan menyusui
3.    Mastitis Supurativa : pada wanita yang terkena TBC, Sifilis, dan infeksi staphylococcus
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.


B.    Penyebab
1.    Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2.    Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3.    Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4.    Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis

C.    Tanda dan Gejala
1.    Payudara bengkak, terlihat membesar
2.    Teraba keras dan benjol-benjol
3.    Nyeri pada payudara
4.    Merasa lesu
5.    Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38 OC

D.    Pencegahan
1.    Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2.    Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3.    Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.    Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.

E.    Cara Melakukan Post Natal Breast Care
1.    Siapkan alat
a.    Minyak atau baby oil
b.    Waslap 2 buah
c.    Air hangat
d.    Baskom
2.    Cuci tangan
3.    Melakukan pengurutan pada payudara ibu masing-masing 30 x selama 5 menit
Cara :
a.    Pengurutan payudara (melingkar)
Kedua telapak tangan dari tempatkan diantara kedua payudara ke arah atas. Samping ke bawah dan melintang, sehingga tangan menyangga payudara
b.    Pengurutan payudar (pangkal payudara)
1)    Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling di rapatkan
2)    Sisi kelingkin tangan kanan mengurut payudara kiri dan pangkal payudara, demikian payudara kanan.
3)    Pengurutan payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air hangat selama 5 menit.
4)    Cuci tangan

F.    Posisi Menyusui Yang Benar
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan kebersihan pemberian ASI dan mencegah lecet punting susu, pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya. Terutama jika ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Posisi menyusui yang benar :
1.    Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus) muka bayi menghadap ke payudara ibu. Hidung bayi didepan putting susu ibu, posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi ketubuh ibunya.
2.    Ibu mendekatkan bayi ketuban ibunya (maka bayi kepayudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu, membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh
3.    Ibu menyentuhkan putting susu kebibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap putting susu sendiri
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik :
1.    Dagu menyentuh payudara ibu
2.    Mulut terbuka lebar
3.    Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu
4.    Mulut bayi mencakup sebanyak mungki areola (tidak hanya putting saja). Lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah.
5.    Lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah
6.    Bibir bawah bayi melengkung keluar
7.    bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat.
G.    Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.
1.    Cepat curiga akan adanya mastitis.
2.    Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat membantu memperpendek durasi mastitis.
3.    Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari konsultasikan kepada dokter.
4.    Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.
5.    Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.
6.    Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.
7.    Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat membantu.

H.    Pengobatan
a.    Segera setelah mastitis ditemukan berikan ASI sesering mungkin tanpa jadwal
b.    Karena penyebab utama adalah sthaphylo coccus aureus, maka dapat diberikan antibiotika jenis penicillin
c.    Kompres dingin
d.    Berikan kloksalisin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
Berikan paracetamol 500 mg 3 x sehari
e.    Sangga payudara
f.    Lakukan perawatan payudara “post natal breast care”



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembuatan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa, Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah. Penyebab penyakit mastitis ini antara lain bayi tidak mau menyusui, personal hygiene yang kurang terutama pada daerah puting susu, dan bendungan air susu yang tidak kuat ditangani.
Untuk itu pada ibu yang menderita mastitis perlu diberikan penyuluhan bagaimana cara perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar. Pada ibu yang menderita penyakit mastitis juga merasa nyeri saat menyusui. Oleh karena itu perlu diberikan asuhan pada ibu bagaimana cara mengurangi rasa nyeri saat menyusui. Diharapkan dengan pemberian asuhan ini penyakit ibu dapat disembuhkan.

B.    Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit mastitis pada ibu nifas.
2.    Agar penyakit mastitis pada ibu nifas dapat dideteksi secara dini sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi yang semakin berat dapat dihindari.
3.    Agar masyarakat dapat mencegah terjadinya penyakit mastitis yaitu dengan cara menghindari fakor resiko penyebab terjadinya penyakit mastitis.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/04/perawatan-payudara-dan-solusi-permasalahan-ibu-menyusui/
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/05/31/tips-penting-untuk-ibu-menyusui/
prawirohardjo, sarwono,2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar