Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Selasa, 11 Desember 2012

Anemia Pada Ibu Hamil


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orangdewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderitaanemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibuhamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya,secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderitaanemia.
Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan,dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Inimengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalahterjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibuhamil
B. Rumusan Masalah
Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usiadan jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia menurutWHO dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention).
Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus(keguguran), kelahiran prematur (lahir sebelum waktu-nya), persalinan yang lamakarena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi padasaat persalinan atau setelahnya.
Perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karenalokasi implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : DisseminatedIntravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir rendah sampai kematian perinatal.Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada padaukuran kurang dari 4 gr/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat besar. Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeklampsia(penyakit pada wanita hamil dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan adanya protein dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet
C. Tujuan
1. Ingin mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.
2. Ingin mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.
3. Ingin mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.
4. Ingin mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.
5. Ingin mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Anemia
Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alas an tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup,yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besiserum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (TotalIron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang sertaditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi,antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguanabsorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit
Pembagian Anemia dalam kehamilan
1. Anemia Defisiensi Besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala:
Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, danmudah patah
Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging,stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri anemia defisiensi besi
Mikrositosis
Hipokromasia
Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom
Kadar besi serum rendah
Daya ikat besi serum meningkat
Protoporfirin meningkat
Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asamfolat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengandefisensi makanan.
Gejala-gejalanya:
Malnutrisi
Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
Diare
Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri anemia megaloblastik
Megaloblast
Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi dalam kehamilan.
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurangmampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabilawanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata.
4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:
1. Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,sferositosis, eliptositosis, dll.
2. Disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfatdehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik
Anemia
Hemoglobinemia
Hemoglobinuria
Hiperbilirubinuria
Hiperurobilirubinuria
kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
B. PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandungkemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan seldarah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada seldarah merah
23. Reaksi autoimun terhadap seldarah merah:
Hemoglobinurianokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
24. Kekurangan G6PD
25. Penyakit sel sabit
26. Penyakit hemoglobin C
27. Penyakit hemoglobin S-C
28. Penyakit hemoglobin E
29. Thalasemia
Selain itu anemia juga disebabkan oleh:
1. Kekurangan zat besi
2. vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
6. Infeksi HIV
7. Kekurangan zat besi
8. Perdarahan
9. Genetik
10. Kekurangan vitamin B12
11. Kekurangan asam folat
12. Pecahnya dinding sel darah merah
13. Gangguan sumsum tulang
PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan,dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurunsedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yangmeningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron
ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.c. Kurangnya zat besi dalam makanan.d. Kebutuhan zat besi meningkat.e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
C. GEJALA KLINIS
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besisangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnyayang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemiaakan jelas.
DERAJAT ANEMIA
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibuhamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibuhamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dantertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil


D. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-seltubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemiameningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematianmaternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringanhingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partusimatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahanatonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
E. PENCEGAHAN ANEMIA
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbangdengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapatdiperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dankangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwazat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi padasayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosisrendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl),sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemenFe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensiasam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapatdiberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari


TIPS PENCEGAHAN DAN PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukanhemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.
Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari,mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.
1. Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak
a. Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk pentingdalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairahdan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisianemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini.
b. Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah.Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat ataumerah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia.
c. Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atauorang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih ataulebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
d. Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadilebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkintelah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurangdari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akanmembantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapatmencegah dan mengurani kondisi anemia.

3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging,hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan,gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahantanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darahmerah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung iniumumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapanzat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuaiaturan pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Olehkarena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebihlanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namunlebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yangdikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasamual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkoholsemacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengansusunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdmminyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buahseperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dansering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapatmembahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkandengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan padakemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsikecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yanglain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yangmembahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dansayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalahsebagai berikut:
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadienergi.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsungdalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk  pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besiguna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigiserta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, makakebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulangibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atauklinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darahmerah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan,yang disebabkan oleh :
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
F. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan ususuntuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosisyang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemiadapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angkakematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harusmengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasihilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat padakehamilan muda.


DAFTAR PUSTAKA

- Mother And Baby Sat, 26 May 2007 Sumber: Tabloid IbuAnak
- http://www.skripsi-tesis.com
- http://www.womenshealth.gov/faq/anemia.cfm
- Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC
- Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
- (Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan AkademiGizi, Malang)
- http://www.google.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar