Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Selasa, 11 Desember 2012

Makalah Chancroid


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kelamin atau juga dikenal dengan Sexually Transmitted Diseases (STD) atau Sexually Transmitted Infections (STI) adalah penyakit yang pada umumnya ditularkan lewat hubungan seks. Ada lumayan banyak loh jenis2nya, sejauh ini seenggaknya ada 25 jenis penyakit kelamin yang ketauan. Jenis-jenis penyakit kelamin ini gejala-gejalanya beda-beda dan cara penularannya pun beda. Memang betul bahwa pada umumnya STD ditularkan lewat hubungan seks, tapi ada jenis-jenis STD yang juga bisa nular melalui seks lewat anal atau lewat oral, ada juga yang bisa menular melalui kontak darah,contohnya tersuntik jarum yang terinfeksi. Penyakit kelamin bisa menyerang siapa saja, pria maupun wanita, tua atau muda.
STD yang disebabkan oleh bakteri: Syankroid, Klamidia, Gonorea, Granuloma Inguinale, Sifilis.
STD yang disebabkan oleh virus: Herpes (Genital Herpes), Kutil Kelamin (Genital Warts), Hepatitis tipe A-E, HIV/AIDS, Molluscum Contagiosum
STD yang disebabkan oleh protozoa: Trikomoniasis.
Protozoa adalah hewan bersel satu yang bersifat mikroskopik, yang artinya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang tapi harus menggunakan mikroskop. Habitat protozoa adalah di dalam air.
STD yang disebabkan oleh jamur: Kandidiasis, Kadas/Kurap Selangkangan (Jock Itch)
STD yang disebabkan oleh parasit: Kutu Kelamin (Pubic Lice), Scabies


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Chancroid (ulkus mole)?
2. Apa saja penyebab dari Chancroid?
3. Bagaimanakah gejala Chancroid?
4. Bagaimanakah Pencegahan Chancroid?
5. Bagaimanakah Pengobatan Chancroid?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Chancroid (ulkus mole) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Gram-negatif streptobacillus Haemophilus ducreyi. Ini merupakan penyakit yang ditemukan terutama di negara-negara berkembang, yang terkait dengan pekerja seks komersial dan klien mereka. Penularannya melalui hubungan seksual.
Pria yang tidak disunat/khitan memiliki risiko tiga kali dibanding pria yang disunat untuk kemungkinan terkena penyakit ini. Mengidap Chancroid menjadi faktor risiko untuk tertular HIV karena Chancroid membuka jalan bagi masuknya HIV ke dalam tubuh (melalui iritasi pada kulit).

B. Etiologi
Chancroid disebabkan oleh bakteri gram negatif Haemophilus ducreyi. Bakteri ini merupakan bakteri berbentuk batang pendek, ramping, dengan ujung membulat (coccobasilus), anaerob fakultatif, non-motile, tidak membentuk spora, mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan berukuran sekitar 1,5 μm (panjang) da 0,2 μm (lebar). Basil seringkali berkelompok, berderet membentuk rantai (Streptobacillus) pada pewarnaan Gram.
(buku kulit merah, habif, adrew, Rook, Holmes, Filtzpatrick, Bolognia, ABC of STD, pediatric dermatology, jurnal IJDVL, jurnal tropical medicine series, Bolognia, pediatric dermatology, tropical dermatology, Tropical dermatopathology)

C. Gejala
Setelah masa inkubasi satu hari hingga dua minggu, chancroid menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi dalam satu hari. Borok yang khas memiliki karakteristik:
Rentang ukuran 3-50 mm
Nyeri
terlihat jelas tapi batasnya tidak jelas
ditutupi oleh lapisan berwarna abu-abu atau abu kekuning-kuningan
jika tutupnya dilukai atau dikikis misal dengan kuku maka akan keluar darah.
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi hanya memiliki satu borok. Perempuan sering memiliki empat atau lebih bisul/borok. Bisul yang muncul di lokasi tertentu, seperti pada kulit yang menutupi kepala penis (kulit yang biasanya dihilangkan pada saat khitan/sunat) atau di fourchette dan labia minora perempuan. Borok pada orang yang terkena sipilis memiliki lapisan lebih keras dibanding pada chancroid.

D. Pencegahan
Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi untuk pencegahan, jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak terjadi pada praktek-praktek prostitusi.

E. Pengobatan
Untuk pembaca umum, jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten, untuk dokter/medis yang ingin mempelajari bisa dicek di alamat Wikipedia (paling bawah) yang sudah diberi link ke alamat bersangkutan (tampaknya masih diperlukan tambahan literatur).

F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis chancroid adalah :
Pemeriksaan gram (Gram stain). Spesimen diambil dari apusan eksudat ulkus. Eksudat diperoleh dari dasar ulkus dengan cotton swab. dapat memperlihatkan  basil gram negatif, pendek, berantai, yang disebut dengan tampilan “school of fish”, namun, H. ducreyi sulit dilihat pada apusan gram dan spesimennya sering mengalami kontaminasi polimikrobial. Sensitivitas metode ini < 50%.
Metode kultur. Ini merupakan metode diagnostik yang paling baik. H. ducreyi tidak dapat dibiakkan pada medium rutin. Akan tetapi, dapat dibiakkan pada media khusus yakni media yang diperkaya gonococcal agar dan Mueller-Hinton chocolate agar atau  Mueller-Hinton agar dibagian dasar, kemudian dibagian atasnya ditambah dengan chocolate horse blood and isovitale X (MH-HBC). Selain itu, pada media ini ditambahkan vancomycin hydrochlorida untuk menghambat pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri kontaminan. Organisme ini paling baik tumbuh pada suhu 33 oC – 35 oC dengan kelembaban tinggi. Koloni-koloninya berwarna kuning keabu-abuan dan nonmukoid. Sensitivitas metode kultur adalah < 80 %.
PCR. Ini adalah tes diagnostik yang mempunyai sensibilitas dan spesifisitas paling tinggi. Teknik PCR ini disebut juga dengan M-PCR (multiplex polymerase chain reaction) yang melibatkan penambahan pasangan primer multipel ke campuan reaksi dalam rangka memperbanyak sekuans DNA dari bahan lesi. PCR dianggap merupakan tes gold-standar untuk diagnosis chancroid, hanya saja harganya mahal dan tidak tersedia secara komersil.
Antigen detection assay (Immunofluorescence)
a. Deteksi antibodi monoklonal (MAb) terhadap outer membrane protein (OMP) 29 kDa dari H. ducreyi. Metode ini sederhana, cepat, dan sensitif tapi tidak kurang tersedia pada negara-negara berkembang.
b. Indirect IF, dengan menggunakan MAb terhadap lipooligosakarida (LOS) H. ducreyi, dan lebih superior dari kultur bakteri. Ini merupakan metode yang baik yang digunakan pada populasi dengan prevalensi chancroid yang tinggi.
Tes serologis
a. Enzyme immuno assay (EIA) : Dengan menggunakan seluruh antigen sel, LOS yang telah dimurnikan atau OMP H. ducreyi sebagai antigen.
b. DOT Immunoblot
c. Compliment fixation test
Biopsi jaringan
Biposi jaringan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologis mungkin membantu dalam mendiagnosis ulkus-ulkus atipik atau ulkus yang tidak sembuh-sembuh. Pada pemeriksaan histolopatologis pada ulkus menunjukkan tampilan 3 zona yang berbeda :
a. Zona A : Atau daerah superfisial pada dasar ulkus, merupakan suatu zona sempit yang mengandung jaringan nekrotik, fibrin, dan neutrofil.
b. Zona B : Atau daerah tengah, merupakan zona luas yang mengandung banyak kapiler yang berproliferasi, sel-sel plasma, dan neutrofil, beberapa pembuluh darah ini mungkin menunjukkan trombi.
c. Zona C : Atau daerah sebelah dalam, terdiri dari pita padat yang meruipakan sel-sel plasma dan limfosit.
(buku kulit merah, Tropical dermatology, Andrew, Pediatric dermatology, clinical dermatology, ABC of STD, Habif, Bolognia, jurnal IJDVL, jurnal tropical medicine series)

G. Diagnosis Banding
Herpes simpleks
Sifilis primer atau Ulkus durum
Limfogranuloma venereum
Granuloma inguinale


H. Komplikasi
1. Mixed chancre
Ulkus molle dan sifilis stadium I. Awalnya lesinya khas ulkus molle, setelah 15 – 20 hari bermanifestasi sebagai lesi campuran.
2. Abses kelenjar inguinal
Ini juga disebut inflammatory bubo, merupakan komplikasi terbanyak.
Kelenjar getah bening membesar, warna kulit di atasnya kemerahan dan berfluktuasi. Bila abses kelenjar inguinal tidak diobati secara adekuat, abses akan pecah dan menimbulkan sinus yang meluas menjadi ulkus dan disebut ulserasi chancroid. Ulkus ini kemudian akan membesar yang disebut giant chancroid.
3. Balanitis, fimosis dan parafimosis
Merupakan komplikasi yang serius. Terutama terjadi pada individu yang tidak disirkumsisi. Komplikasi ini  terjadi akibat ulkus molle yang mengenai prepusium.
Prepusium menjadi bengkak, merah, edematous, dan sangat nyeri.
4. Fistula uretra
Kelainan ini terjadi akibat ulkus molle yang berlokasi pada glans penis dan bersifat destruktif. Kelainan ini menimbulkan rasa nyeri pada buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat terjadi striktura uretra.
5. Fuso spirokhetosis
Kelainan ini terjadi akibat infeksi mikroorganisme lain, sehingga mengakibatkan ulkus cepat menjadi parah & bersifat destruktif. Ini disebut phagedena. Di samping itu, lesi terjadi bersama dengan limfogranuloma venereum maupun granuloma inguinale.

I. Prognosis
Dengan pengobatan yang tepat, penyakit akan sembuh sempurna dalam waktu 2 minggu.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Chancroid (ulkus mole) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Gram-negatif streptobacillus Haemophilus ducreyi. Ini merupakan penyakit yang ditemukan terutama di negara-negara berkembang, yang terkait dengan pekerja seks komersial dan klien mereka. Penularannya melalui hubungan seksual.
Setelah masa inkubasi satu hari hingga dua minggu, chancroid menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi dalam satu hari.

B. Saran
1. Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit.
2. Jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak terjadi pada praktek-praktek prostitusi.


DAFTAR PUSTAKA


http://ensexlopediaku.weebly.com/penyakit-kelamin.html
http://pisangkipas.wordpress.com/2009/05/14/chancroid-haemophilus-ducreyi/
http://skydrugz.blogspot.com/2011/09/chancroid.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar