BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Danau Toba adalah salah satu Danau terbesar, baik di
Indonesia ataupun di dunia. Danau ini memiliki luas sekitar 1.00 km x 30 km. Di
tengah Danau tersebut terdapat sebuah Pulau besar, yaitu Pulau Samosir yang
berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Menurut Craig A. Chesner (1997), terjadi 3 letusan : 1.)
840.000 tahun lalu : terjadi letusan di daerah Porsea yang kemudian membentuk
Kaldera Porsea. Pada letusan ini, terjadi lontaran material sebanyak 500 km
kubik andesit-riolit dan menyisahkan lapisan tuff setebal 300 m; 2.) 501.000
tahun lalu : terjadi letusan di daerah Haranggaol yang membentuk Kaldera
Haranggaol. Pada letusan ini, terjadi lontaran material 60 km kubik riolit dan
menyisahkan lapisan tuff setebal lebih dari 140 m; 3.) 74.000 tahun lalu :
terjadi letusan yang menyatukan Kaldera-Kaldera Toba dengan panjang 100 km dan
lebar 30 km (Ahmad Arif, Kompas, 119 Mei 2014).
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang
paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini dan hampir memusnahkan
generasi umat manusia di planet Bumi. 4.000 tahun yang lalu, letusan dari
supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia, hanya
sedikit yang selamat. Kedahsyatan letusan Gunung Toba memang sangat terkenal
dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat di planet bumi. Dan dikabarkan
juga matahari sampai tertutup selama 6 tahun.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Sejarah Terbentuknya danau toba
2.
Ekosistem kawasan Danau Toba
3.
Karakteristik dari Danau Toba
4.
Pemanfaatan
Danau Toba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Danau Toba adalah danau
dengan luas paling besar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Danau ini juga selain
menjadi lokasi wisata, juga menjadi lokasi berbagai penelitian ataupun proyek
ilmiah karena keunikannya. Letak Danau Toba sendiri berada di Provinsi Sumatera
Utara ini memiliki pulau di tengah-tengahnya, yang bernama Pulau Samosir. Nama danau
Toba begitu tersohor hingga ke penjuru dunia berkat berbagai hal. Tentu yang
diketahui orang awan adalah keindahan alamnya, tetapi ada sisi-sisi lain yang
menjadi menarik oleh kalangan ilmuwan. Sisi menarik tersebut adalah tentang
sejarah pembentukan Danau Toba, karakteristik Danau Toba, serta lokasi
astronomis dan geografis dari danau ini.
Diperkirakan
Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan
supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan
Technological University
memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak
2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang
diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup
angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya
mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian
ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan
jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu,
yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah
letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang
dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan
munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama
tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup
yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang
belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini
ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Koordinat 2o21’32” – 2o56’28” Lintang Utara dan
98o26’35” – 99o15’40” Bujur Timur adalah koordinat letak Danau Toba pada peta.
Koordinat Lintang Utara menunjukkan bahwa Danau Toba terletak
tidak jauh dari garis khatulistiwa. Hal inilah yang menyebabkan Danau Toba dan sekitarnya
memiliki iklim
tropis, yang mana waktu penyinaran matahari hampir sama di tiap bulannya. Iklim
tropis ini juga memungkinkan berbagai spesies dari tumbuhan dan hewan dapat
tumbuh dengan baik. Vegetasi dari berbagai tumbuhan juga terdapat banyak di
sekitar Danau Toba karena tanahnya yang subur.
Jika hal diatas adalah letak Danau Toba secara
astronomis, maka selanjutnya adalah letak geografis
dari danau yang super besar ini. Secara administratif dan geografis, Danau Toba
dikelilingi oleh 7 kabupaten di sekitarnya. Dapat dibayangkan seberapa luasnya
danau ini. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Kabupaten Simalungun, Tobasa
(Toba Samosir), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir.
B.
Ekosistem
Ekosistem kawasan Danau Toba memiliki nilai ekologi, sosial
budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis
yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan
Danau Toba mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan terjadinya perubahan
fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif terhadap perlindungan
keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung lingkungan hidup. Hal
ini disebabkan karena kegiatan sosial ekonomi yang memanfaatkan sumber daya
alam secara tidak benar. Oleh sebab itu, sebagai solusi perlu didekati secara
ekosistem yakni suatu pendekatan yang mengintegrasikan faktor-faktor ekologi,
ekonomi, dan sosial yang mempengaruhi suatu entitas ekosistem bukan berdasarkan
batas-batas politik maupun sektoral, dengan kata lain menempatkan upaya
pemulihan, pelestarian, pengawasan, dan pemanfaatan komponen-komponen ekosistem
dengan memperhatikan azas manfaat ekosistem terhadap kesejahteraan dan
keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup masyarakat yang berada di
ekosistem kawasan Danau Toba. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
diperoleh keberhasilan pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh pada tanaman
kopi arabika, di antaranya dosis/konsentrasi yang harus tepat, tepat waktu
pemberian (pagi-sore), tepat jenis pupuk/ZPT yang dipilih, tepat fase
pertumbuhan tanaman, dan tepat lingkungan dalam arti luas. Ekosistem danau dapat disimpulkan
bahwa :
- Fungsi ekologis dari danau adalah mencegah kekeringan dan banjir serta dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri.
- Kerusakan yang terjadi di Danau Toba terjadi akibat penebangan pohon secara semaunya tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan, berkurangnya sumber air danau karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, serta sarana transpotasi berupa kapal turut dianggap mencemari lingkungan perairan.
- Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan Pertukaran pengalaman dalam me-manage kawasan perairan danau, transfer of low-cost (alternatif teknologi untuk me-manage air buangan (wastewater) di masyarakat kecil (small communities), dan transfer teknologi untuk mengontrol water hyacinth.
Flora di danau ini meliputi berbagai jenis fitoplankton, makrofita kecil, makrofita mengambang, dan makrofita terbenam, sedangkan
daratan sekitarnya ditutupi hutan hujan, termasuk jenis hutan pinus tropis Sumatera di daerah pegunungan yang lebih
tinggi.
Fauna di danau ini meliputi beberapa spesies zooplankton dan hewan bentos. Karena danau ini oligotrof (tidak kaya nutrien), ikan aslinya tergolong langka. Hanya
ada dua ikan endemik di danau ini, yaitu Rasbora
tobana (bisa
disebut hampir endemik karena juga ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di
danau ini) dan Neolissochilus thienemanni, biasa disebut ikan Batak. Spesies
yang disebutkan terakhir itu terancam oleh deforestasi (penyebab siltasi), polusi, perubahan ketinggian air,
dan spesies ikan baru yang didatangkan ke danau ini. Spesies ikan asli lainnya adalah Aplocheilus
panchax,
Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa
striata,
Clarias batrachus, Barbonymus
gonionotus,
Barbonymus
schwanenfeldii,
Danio
albolineatus,
Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora
jacobsoni,
Tor
tambra, Betta
imbellis,
Betta
taeniata,
dan Monopterus
albus. Spesies
ikan pendatang meliputi Anabas testudineus, Oreochromis
mossambicus,
Oreochromis
niloticus,
Ctenopharyngodon idella, Cyprinus carpio, Osphronemus
goramy, Trichogaster
pectoralis,
Trichopodus trichopterus, Poecilia
reticulata,
dan Xiphophorus hellerii.
C.
Karakteristik Danau Toba
Danau Toba memiliki ukuran panjang sekitar 100
kilometer dengan lebar sekitar 30 kilometer. Ukuran tersebut yang membuat danau
ini termasuk salah satu danau terbesar di dunia. Luasan Danau ini juga membuat
akses transportasi dari sisi luar Danau Toba ke Pulau Samosir bahkan tersedia
moda transportasi umum berupa kapal ferry. Memiliki kedalaman hingga 505 meter
atau setara dengan 1.666 kaki, menjadikan danau ini sebagai salah satu danau yang paling dalam.
Kedalaman di berbagai lokasi di danau tersebut juga berbeda-beda, menyumbang
terhadap bermacam-macamnya spesies hewan ataupun tumbuhan yang hidup di
dalamnya. Luas permukaan air dari danau ini sendiri adalah sebesar 1.124 km2
dengan permukaan danau berada di ketinggian 903 m diatas permukaan laut.
Karakteristik morfologi dari Danau Toba ini memiliki
dua cekungan
utama, yaitu cekungan utara dan cekungan selatan yang dipisahkan oleh Pulau
Samosir. Letak Danau Toba yang unik ini juga membuat adanya hewan endemik yang
hanya ada di Danau Toba. Hewan tersebut adalah ikan dengan nama latin
Neolissochilus thienemanni sumtranus dan spesies kerang Corbicula tobae.
Sayangnya, jenis ikan tersebut kini sudah berada di ambang kepunahan.
Danau Toba merupakan salah satu warisan alam
Indonesia yang sangat berharga dan strategis. Letak Danau Toba yang berada di
tengah-tengah 7 kabupaten juga berperan sebagai penghubung dan sumber aktivitas
masyarakat di sekitarnya. Seperti lokasi-lokasi strategis lainnya, Danau ini
pun tidak luput dari kerusakan alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Oleh
karena itu, mari kita jaga bersama warisan alam Indonesia yang sangat berharga
ini, untuk kelangsungan hidup masyarakat Indonesia terutama warga di sekitar
Danau Toba.
D.
Pemanfaatan Danau Toba
Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan
Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di
sekitarnya. Siklus pergantian air 110-280 tahun merupakan salah satu keunikan
Danau Toba karena siklus perputaran air danau-danau sedunia rata-rata hanya 17
tahun. Danau Toba merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang
sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi,
hidrologi, serta fungsi ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba
sebagai habitat berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi
masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budidaya
perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air
untuk industri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan.
Selain itu, fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata
yang sudah terkenal ke mancanegara dan sangat potensial untuk pengembangan
kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara. Danau Toba juga merupakan suatu
perairan yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa sector seperti pertanian,
perikanan, pariwisata, perhubungan dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat
di kawasan Danau Toba.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Danau Toba adalah danau
dengan luas paling besar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Danau ini juga selain
menjadi lokasi wisata, juga menjadi lokasi berbagai penelitian ataupun proyek
ilmiah karena keunikannya. Letak Danau Toba sendiri berada di Provinsi Sumatera
Utara ini memiliki pulau di tengah-tengahnya, yang bernama Pulau Samosir. Nama
danau Toba begitu tersohor hingga ke penjuru dunia berkat berbagai hal. Tentu
yang diketahui orang awan adalah keindahan alamnya, tetapi ada sisi-sisi lain
yang menjadi menarik oleh kalangan ilmuwan. Sisi menarik tersebut adalah
tentang sejarah pembentukan Danau Toba, karakteristik Danau Toba, serta lokasi
astronomis dan geografis dari danau ini.
Ekosistem kawasan Danau Toba memiliki nilai ekologi, sosial
budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis
yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan
Danau Toba mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan terjadinya perubahan
fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif terhadap perlindungan
keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung lingkungan hidup.
B.
Saran
Saran yang
ome saya berikan adalah manfaatkan kekayaan alam
kita dengan sebaik-baiknya. Selalu menjaga kebersihan dan keasrian tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Dengan begitu
turis Mancanegara maupun turis omestic akan semakin banyak yang berkunjung ke
Negara Indonesia untuk menikmati keindahan alam kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Jorge
A. Vazquez dan Mary R. Reid. Probing the Accumulation History of the Voluminous
Toba Magma.
Science
#305, 13 Agustus 2004, hlm. 991-994.
Dedi
Riskomar., Letusan Gunung Toba Terdahsyat di Dunia, Harian Umum Pikiran Rakyat,
1 April 2010, hlm. 30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar