Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Jumat, 14 Desember 2018

Sejarah Terbentuknya Danau Toba


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Danau Toba adalah salah satu Danau terbesar, baik di Indonesia ataupun di dunia. Danau ini memiliki luas sekitar 1.00 km x 30 km. Di tengah Danau tersebut terdapat sebuah Pulau besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Menurut Craig A. Chesner (1997), terjadi 3 letusan : 1.) 840.000 tahun lalu : terjadi letusan di daerah Porsea yang kemudian membentuk Kaldera Porsea. Pada letusan ini, terjadi lontaran material sebanyak 500 km kubik andesit-riolit dan menyisahkan lapisan tuff setebal 300 m; 2.) 501.000 tahun lalu : terjadi letusan di daerah Haranggaol yang membentuk Kaldera Haranggaol. Pada letusan ini, terjadi lontaran material 60 km kubik riolit dan menyisahkan lapisan tuff setebal lebih dari 140 m; 3.) 74.000 tahun lalu : terjadi letusan yang menyatukan Kaldera-Kaldera Toba dengan panjang 100 km dan lebar 30 km (Ahmad Arif, Kompas, 119 Mei 2014).
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi. 4.000 tahun yang lalu, letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia, hanya sedikit yang selamat. Kedahsyatan letusan Gunung Toba memang sangat terkenal dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat di planet bumi. Dan dikabarkan juga matahari sampai tertutup selama 6 tahun.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Sejarah Terbentuknya danau toba
2.      Ekosistem kawasan Danau Toba
3.      Karakteristik dari Danau Toba
4.      Pemanfaatan Danau Toba

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah
Danau Toba adalah danau dengan luas paling besar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Danau ini juga selain menjadi lokasi wisata, juga menjadi lokasi berbagai penelitian ataupun proyek ilmiah karena keunikannya. Letak Danau Toba sendiri berada di Provinsi Sumatera Utara ini memiliki pulau di tengah-tengahnya, yang bernama Pulau Samosir. Nama danau Toba begitu tersohor hingga ke penjuru dunia berkat berbagai hal. Tentu yang diketahui orang awan adalah keindahan alamnya, tetapi ada sisi-sisi lain yang menjadi menarik oleh kalangan ilmuwan. Sisi menarik tersebut adalah tentang sejarah pembentukan Danau Toba, karakteristik Danau Toba, serta lokasi astronomis dan geografis dari danau ini.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh
Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu
gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Koordinat 2o21’32” – 2o56’28” Lintang Utara dan 98o26’35” – 99o15’40” Bujur Timur adalah koordinat letak Danau Toba pada peta. Koordinat Lintang Utara menunjukkan bahwa Danau Toba terletak tidak jauh dari garis khatulistiwa. Hal inilah yang menyebabkan Danau Toba dan sekitarnya memiliki iklim tropis, yang mana waktu penyinaran matahari hampir sama di tiap bulannya. Iklim tropis ini juga memungkinkan berbagai spesies dari tumbuhan dan hewan dapat tumbuh dengan baik. Vegetasi dari berbagai tumbuhan juga terdapat banyak di sekitar Danau Toba karena tanahnya yang subur.
Jika hal diatas adalah letak Danau Toba secara astronomis, maka selanjutnya adalah letak geografis dari danau yang super besar ini. Secara administratif dan geografis, Danau Toba dikelilingi oleh 7 kabupaten di sekitarnya. Dapat dibayangkan seberapa luasnya danau ini. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Kabupaten Simalungun, Tobasa (Toba Samosir), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir.

B.     Ekosistem
Ekosistem kawasan Danau Toba memiliki nilai ekologi, sosial budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan Danau Toba mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif terhadap perlindungan keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena kegiatan sosial ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam secara tidak benar. Oleh sebab itu, sebagai solusi perlu didekati secara ekosistem yakni suatu pendekatan yang mengintegrasikan faktor-faktor ekologi, ekonomi, dan sosial yang mempengaruhi suatu entitas ekosistem bukan berdasarkan batas-batas politik maupun sektoral, dengan kata lain menempatkan upaya pemulihan, pelestarian, pengawasan, dan pemanfaatan komponen-komponen ekosistem dengan memperhatikan azas manfaat ekosistem terhadap kesejahteraan dan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup masyarakat yang berada di ekosistem kawasan Danau Toba. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh keberhasilan pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh pada tanaman kopi arabika, di antaranya dosis/konsentrasi yang harus tepat, tepat waktu pemberian (pagi-sore), tepat jenis pupuk/ZPT yang dipilih, tepat fase pertumbuhan tanaman, dan tepat lingkungan dalam arti luas. Ekosistem danau dapat disimpulkan bahwa :
  1. Fungsi ekologis dari danau adalah mencegah kekeringan dan banjir serta dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri.
  2. Kerusakan yang terjadi di Danau Toba terjadi akibat penebangan pohon secara semaunya tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan, berkurangnya sumber air danau karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, serta sarana transpotasi berupa kapal turut dianggap mencemari lingkungan perairan.
  3. Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan Pertukaran pengalaman dalam me-manage kawasan perairan danau, transfer of low-cost (alternatif teknologi untuk me-manage air buangan (wastewater) di masyarakat kecil (small communities), dan transfer teknologi untuk mengontrol water hyacinth.
Flora di danau ini meliputi berbagai jenis fitoplankton, makrofita kecil, makrofita mengambang, dan makrofita terbenam, sedangkan daratan sekitarnya ditutupi hutan hujan, termasuk jenis hutan pinus tropis Sumatera di daerah pegunungan yang lebih tinggi.
Fauna di danau ini meliputi beberapa spesies zooplankton dan hewan bentos. Karena danau ini oligotrof (tidak kaya nutrien), ikan aslinya tergolong langka. Hanya ada dua ikan endemik di danau ini, yaitu Rasbora tobana (bisa disebut hampir endemik karena juga ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di danau ini) dan Neolissochilus thienemanni, biasa disebut ikan Batak. Spesies yang disebutkan terakhir itu terancam oleh deforestasi (penyebab siltasi), polusi, perubahan ketinggian air, dan spesies ikan baru yang didatangkan ke danau ini. Spesies ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, Betta taeniata, dan Monopterus albus. Spesies ikan pendatang meliputi Anabas testudineus, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Ctenopharyngodon idella, Cyprinus carpio, Osphronemus goramy, Trichogaster pectoralis, Trichopodus trichopterus, Poecilia reticulata, dan Xiphophorus hellerii.

C.    Karakteristik Danau Toba
Danau Toba memiliki ukuran panjang sekitar 100 kilometer dengan lebar sekitar 30 kilometer. Ukuran tersebut yang membuat danau ini termasuk salah satu danau terbesar di dunia. Luasan Danau ini juga membuat akses transportasi dari sisi luar Danau Toba ke Pulau Samosir bahkan tersedia moda transportasi umum berupa kapal ferry. Memiliki kedalaman hingga 505 meter atau setara dengan 1.666 kaki, menjadikan danau ini sebagai salah satu danau yang paling dalam. Kedalaman di berbagai lokasi di danau tersebut juga berbeda-beda, menyumbang terhadap bermacam-macamnya spesies hewan ataupun tumbuhan yang hidup di dalamnya. Luas permukaan air dari danau ini sendiri adalah sebesar 1.124 km2 dengan permukaan danau berada di ketinggian 903 m diatas permukaan laut.
Karakteristik morfologi dari Danau Toba ini memiliki dua cekungan utama, yaitu cekungan utara dan cekungan selatan yang dipisahkan oleh Pulau Samosir. Letak Danau Toba yang unik ini juga membuat adanya hewan endemik yang hanya ada di Danau Toba. Hewan tersebut adalah ikan dengan nama latin Neolissochilus thienemanni sumtranus dan spesies kerang Corbicula tobae. Sayangnya, jenis ikan tersebut kini sudah berada di ambang kepunahan.
Danau Toba merupakan salah satu warisan alam Indonesia yang sangat berharga dan strategis. Letak Danau Toba yang berada di tengah-tengah 7 kabupaten juga berperan sebagai penghubung dan sumber aktivitas masyarakat di sekitarnya. Seperti lokasi-lokasi strategis lainnya, Danau ini pun tidak luput dari kerusakan alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu, mari kita jaga bersama warisan alam Indonesia yang sangat berharga ini, untuk kelangsungan hidup masyarakat Indonesia terutama warga di sekitar Danau Toba.



D.    Pemanfaatan Danau Toba
Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Siklus pergantian air 110-280 tahun merupakan salah satu keunikan Danau Toba karena siklus perputaran air danau-danau sedunia rata-rata hanya 17 tahun. Danau Toba merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang
sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi, serta fungsi ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budidaya perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untuk industri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan.
Selain itu, fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal ke mancanegara dan sangat potensial untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara. Danau Toba juga merupakan suatu perairan yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa sector seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di kawasan Danau Toba.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Danau Toba adalah danau dengan luas paling besar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Danau ini juga selain menjadi lokasi wisata, juga menjadi lokasi berbagai penelitian ataupun proyek ilmiah karena keunikannya. Letak Danau Toba sendiri berada di Provinsi Sumatera Utara ini memiliki pulau di tengah-tengahnya, yang bernama Pulau Samosir. Nama danau Toba begitu tersohor hingga ke penjuru dunia berkat berbagai hal. Tentu yang diketahui orang awan adalah keindahan alamnya, tetapi ada sisi-sisi lain yang menjadi menarik oleh kalangan ilmuwan. Sisi menarik tersebut adalah tentang sejarah pembentukan Danau Toba, karakteristik Danau Toba, serta lokasi astronomis dan geografis dari danau ini.
Ekosistem kawasan Danau Toba memiliki nilai ekologi, sosial budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan Danau Toba mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif terhadap perlindungan keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung lingkungan hidup.

B.     Saran
Saran yang ome saya berikan adalah  manfaatkan  kekayaan alam  kita dengan sebaik-baiknya. Selalu menjaga kebersihan dan  keasrian tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Dengan begitu turis Mancanegara maupun turis omestic akan semakin banyak yang berkunjung ke Negara Indonesia untuk menikmati keindahan alam kita.
  



DAFTAR PUSTAKA

Jorge A. Vazquez dan Mary R. Reid. Probing the Accumulation History of the Voluminous Toba Magma.
Science #305, 13 Agustus 2004, hlm. 991-994.
Dedi Riskomar., Letusan Gunung Toba Terdahsyat di Dunia, Harian Umum Pikiran Rakyat, 1 April 2010, hlm. 30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar