BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sumatera Barat. Kabupaten Kerinci terdiri dari 12
kecamatan dan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Siulak. Wilayah Kerinci
merupakan wilayah pegunungan yang terbentang dari Gunung Kerinci sampai Gunung
Raya dan sebagian besarnya berada pada ketinggian 500 meter. Hal ini menjadikan
suhu udara di wilayah Kerinci terasa sejuk.
Kabupaten Kerinci dikenal dengan julukan Sepenggal
Tanah Surga Sakti Alam Kerinci yang mencerminkan berbagai macam potensi wisata
alam yang dimiliki Kabupaten Kerinci. Diantara potensi wisata alam tersebut
adalah Gunung Kerinci yang merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia
yang selalu
Menarik minat pendaki setiap tahunnya. Selain itu
terdapat juga berbagai danau seperti Danau Kaco yang sangat jernih dan bersinar
di malam hari, Danau Gunung Tujuh yang terletak di pegunungan dan dikelilingi
tujuh gunung, serta Danau Kerinci yang merupakan danau terbesar di Kabupaten
Kerinci. Terdapat juga perkebunan teh Kayu Aro yang merupakan perkebunan teh
tertua dan terluas di Indonesia dan sumber air panas Semurup yang berasal dari
Gunung Kerinci. Dengan semua potensi wisata alam ini, Kabupaten Kerinci pada
tahun 2016 telah ditetapkan sebagai branding pariwisata Provinsi Jambi oleh
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. (sumber:
disporabudpar.kerincikab.go.id)
Selain potensi alamnya, Kabupaten Kerinci juga
memiliki kekayaan budaya. Letak Kabupaten Kerinci yang berada diantara Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Jambi menjadikan budaya Kerinci memiliki keunikan
sendiri yang merupakan perpaduan antara budaya melayu dan budaya minangkabau.
Hal ini menghadirkan keunikan dari segi bahasa, pakaian adat, upacara adat
serta tarian khas Kerinci. Selain itu, Kerinci juga memiliki batik khas Kerinci
dengan motif incung yang terinspirasi dari aksara khas masyarakat Sungai Penuh
yang merupakan ibukota Kabupaten Kerinci. Dengan kekayaan budaya tersebut,
semakin meningkatkan daya tarik wisata ke Kerinci.
Untuk memajukan pariwisata dan budaya tersebut,
pemerintah Kabupaten Kerinci dan Dinas Pariwisata melakukan berbagai upaya
dalam mempromosikan wisata-wisata alam yang ada. Hal ini sesuai dengan UU No 9
tahun 1990 tentang kepariwisataan yang menyatakan bahwa dalam rangka
pengembangan dan peningkatan kepawirisataan, diperlukan langkah-langkah
pengaturan yang semakin mampu mewujudkan keterpaduan dalam kegiatan
penyelenggaraan kepariwisataan, serta memelihara kelestarian dan mendorong
upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta objek dan daya tarik wisata.
Salah satu upaya pemerintah dalam mempromosikan pariwisata dan budaya Kerinci
adalah dengan menyelenggarakan sebuah festival yang bernama Festival Masyarakat
Peduli Danau Kerinci (FMPDK).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Sejarah Terbentuknya danau Kerinci
2. Ekosistem kawasan
Danau Kerinci
3. Karakteristik
dari Danau Kerinci
4. Pemanfaatan Danau Kerinci
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Daerah Kerinci merupakan wilayah kabupaten yang terjauh
jaraknya dari ibu kota Propinsi Jambi, dengan luasnya 4.200 km² atau 7,8 % dari
luas Propinsi Jambi. Letak
Kabupaten Kerinci adalah ujung paling Barat dari Propinsi Jambi. Secara geografis
wilayah ini terletak pada koordinat antara 1º41' LS sampai 2º56' LS, dan
101º08' BT sampai 101º50' BT. pada ketinggian antara 725 m dpl sampai dengan
1500 m dpl. Batas–batas wilayahnya sebagai berikut :
·
Sebelah
Utara dengan Kabupaten Solok Selatan;
·
Sebelah
Timur dengan Kabupaten Bungo dan Kab. Merangin;
·
Sebelah
Selatan dengan Kabupaten Merangin;
·
Sebelah
Barat dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Bengkulu Utara.
Umumnya
keadaan topografi Kabupaten Kerinci terdiri dari lembah dataran tinggi dari
mata rantai pegunungan Bukit Barisan Sumatera. Puncak – puncak tertinggi
seperti Gunung Kerinci (3.805 m dpl), Gunung Tujuh (2.690 m dpl), Gunung Raya
(2.543 m dpl), dan terdapat dua buah gunung yang masih aktif yaitu Gunung
Kerinci dan Gunung Sumbing di selatan. Daerah Kerinci menurut bentang alamnya
dapat dibagi atas tiga bahagian yaitu :
a.
Tanah
pegunungan bahagian Barat;
b.
Tanah
pegunungan bahagian Timur;
c.
Lembah
dataran tinggi yang berada di tengahnya.
Menurut
pakar geologi lembah Kerinci (enklave) terbentuk karena adanya letupan gunung
berapi dan penurunan Bukit Barisan. Air yang terdapat di gunung – gunung di
sekitar lembah, mengisi lembah ini sehingga membentuk sebuah danau besar.
Dengan adanya proses yang timbul dari gejala – gejala alam selama ribuan tahun,
danau besar tadi mengecil menjadi Danau Kerinci sekarang dan airnya mengalir
lewat sungai Batang Merangin. Daerah ini terkena alur patahan Sumatera, dapat
saja secara periodik terjadi gempa tektonik sebagai akibat gerakan
bagian–bagian dari lithosfera yang mendapat tekanan horizontal berlawanan arah.
Enklave
lembah Kerinci membentang sepanjang + 45 km lebar + 5 km dengan
perairan yang baik lagi subur, mengelilingi Danau Kerinci yang ketinggiannya
733 m dpl. Di daerah ini banyak terdapat danau yang spesifik, antara lain danau
Rawa Bento sebuah hutan rawa air tawar, danau Gunung Tujuh merupakan danau
vulkanik tertinggi di Asia Tenggara (1.996 m dpl) dengan luas mencapai +
13.500 Ha dan lain – lainnya. Di Utara terdapat Gunung Kerinci (masih
aktif) yang, merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia yang disebut ‘Atap Sumatera’, merupakan simbol
daerah Kerinci.
Disamping
itu terdapat pula beberapa buah danau yang menarik, antara lain yang terkenal
ialah Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Lingkat, dan danau-danau kecil
lainnya. Sedangkan air terjun terdapat pada dua tempat, sebelah Selatan adalah
Air Terjun Pancuran Gading di Pulau Tengah, dan Utara adalah Air Terjun Telun
Berasap (perbatasan Kabupaten Solok Selatan). Juga ada hutan lindung yang masuk
dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat seluas 210.000 ha (51%) dari luas
Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci adalah daerah yang berudara sejuk dan
belum tercemar polusi industri, suhu berkisar antara 18° Celcius sampai 22,6°
Celcius, dengan curah hujan rata-rata 2.500 mm/tahun. Penduduknya hidup dari
sektor pertanian dan perkebunan yang jumlahnya sekitar 310.762 jiwa atau
rata-rata kepadatan penduduk berkisar ± 74 jiwa per Km.
Danau Kerinci merupakan danau vulkanik (luas 4.200
hektar, keda!aman 110 meter), ketinggian 783 meter di atas permukaan laut.
Danau tersebut berada di daerah paling Selatan dengan kelililing sepanjang 70
km. Secara administratif, kawasan danau termasuk dalam Kecamatan Danau Kerinci
dan Kecamatan Keliling Danau. Usaha perikanan di Danau Kerinci menghasilkan
sebanyak 780 ton ikan pertahun. Namun akhir-akhir ini terjadi penurunan hasil
tangkapan ikan disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain faktor yang
terlibat disebabkan oleh: a) Hilangnya tanaman Hydrilla di bawah permukaan air;
b) Pengambilan ikan yang berlebihan, atau hilangnya tempat berkembang/bertelur;
dan c) Pencemaran air di daerah hulunya. Hydrilla dan macrophyta lainnya yang
hidup di bawah permukaan air menjadi jarang karena pencemaran pada bagian tepi
danau yang dangkal. Juga berkurangnya penetrasi cahaya pada daerah yang paling
dalam. Berkurangnya penetrasi cahaya mungkin disebabkan oleh menurunnya
kualitas air, deposit lumpur dan eutrofikasi. Peristiwa eutrofikasi disebabkan
oleh pupuk buatan, penggundulan hutan dan limbah penduduk, mungkin juga
disebabkan oleh hama Enceng Gondok yang menutupi permukaan danau pada dua
dekade yang lalu. Hilangnya jenis ikan langka Labeobarbus spp. (tambra
dan juro) disebabkan oleh pengambilan ikan yang berlebihan, juga karena
berkurangnya habitat lahan basah (karena rawa-rawa ini ditanami padi) dan
adanya pendangkalan muara danau yang menghalangi pola migrasi bertelur secara
alami.
B.
Ekosistem
Ekosistem kawasan Danau Kerinci memiliki nilai ekologi, sosial
budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis
yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan
Danau Kerinci mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan
terjadinya perubahan fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif
terhadap perlindungan keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung
lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena kegiatan sosial ekonomi yang
memanfaatkan sumber daya alam secara tidak benar. Oleh sebab itu, sebagai
solusi perlu didekati secara ekosistem yakni suatu pendekatan yang
mengintegrasikan faktor-faktor ekologi, ekonomi, dan sosial yang mempengaruhi
suatu entitas ekosistem bukan berdasarkan batas-batas politik maupun sektoral,
dengan kata lain menempatkan upaya pemulihan, pelestarian, pengawasan, dan
pemanfaatan komponen-komponen ekosistem dengan memperhatikan azas manfaat
ekosistem terhadap kesejahteraan dan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup masyarakat yang berada di ekosistem kawasan Danau Kerinci.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh keberhasilan pemupukan
dan pemberian zat pengatur tumbuh pada tanaman kopi arabika, di antaranya
dosis/konsentrasi yang harus tepat, tepat waktu pemberian (pagi-sore), tepat
jenis pupuk/ZPT yang dipilih, tepat fase pertumbuhan tanaman, dan tepat
lingkungan dalam arti luas. Ekosistem
danau dapat disimpulkan bahwa :
- Fungsi ekologis dari danau adalah mencegah kekeringan dan banjir serta dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri.
- Kerusakan yang terjadi di Danau Kerinci terjadi akibat penebangan pohon secara semaunya tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan, berkurangnya sumber air danau karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, serta sarana transpotasi berupa kapal turut dianggap mencemari lingkungan perairan.
- Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan Pertukaran pengalaman dalam me-manage kawasan perairan danau, transfer of low-cost (alternatif teknologi untuk me-manage air buangan (wastewater) di masyarakat kecil (small communities), dan transfer teknologi untuk mengontrol water hyacinth.
Danau Kerinci Provinsi Jambi, masuk salah satu dari
15 danau yang menjadi prioritas nasional yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk dilakukan pembenahan dan
pengelolaan karena danau tersebut mengalami kerusakan kritis.
Saat ini kondisi ekosistem Danau Kerinci memang
sudah mengkhawatirkan, perubahan itu dirasakan oleh nelayan setempat dari
berbagai hal. Bahkan tahun lalu terjadi kasus puluhan ton ikan liar dan
budidaya mati mendadak karena pencemaran air danau.
C.
Karakteristik Danau Kerinci
Danau Kerinci
dikenal dengan keindahannya, pemandangan di sekitar danau memang sangat indah.
Anda tidak akan bosan menikmati hamparan air danau yang bening dikelilingi oleh
barisan pegunungan yang hijau. Hiruk pikuk masyarakat sekitar Danau Kerinci yang tengah menangkap
ikan menggunakan perahu-perahu kecil dan alat-alat tradisional juga menjadi
pemandangan yang mengasikan. Ketika nelayan mendarat jika Anda beruntung Anda
juga bisa turut membeli ikan langsung dari nelayan dengan harga yang lebih
murah. Walaupun ikan yang hidup di Danau ini bermacam-macam tapi ada satu jenis
ikan yang merupakan ikan endemic di Danau ini yaitu ikan Semah.
Di sekitar
Danau Kerinci terdapat beberapa
lokasi yang menarik lainnya. Keelokan Danau
Kerinci dapat Anda nikmati dari atas melalui Tanjung Hatta. Mengapa
Hatta? Karena dahulunya mantan Presiden Republik Indonesia Bung Hatta sering
menikmati panorama Danau Kerinci,
bahkan menanam pohon di sana. Anda juga bisa mengunjungi Desa Seleman, dimana
di sana terdapat Rumah Laheik sebagai rumah khas Kerinci. Ada juga Desa Pulau
Tengah yang terdapat Dolmen Batu Raja dan Masjid Keramat Pulau Tengah. Anda
juga dapat melihat sejumlah batu berukir peninggalan manusia megalit. Batu ukir
ini dipercaya mejadi bukti bahwa wilayah di sekitar Danau Kerinci adalah daerah yang pernah dihuni manusia purba.
D.
Pemanfaatan Danau Kerinci
Kekayaan Alam
Danau yang berada di Kabupaten Kerinci ini merupakan
danau terbesar kedua di Sumatra, setalah Danau Toba. Selain pemandangannya yang
sangat menawan, danau ini juga berfungsi sebagai salah satu sumber daya air di
Kabupaten Kerinci dan
Provinsi Jambi. Air di danau ini mampu untuk menyuplai kebutuhan air
masyarakat, baik untuk pertanian, maupun kebutuhan air minum.
Salah satu Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci Pemerintah
Daerah menjadikan danau ini sebagai destinasi wisata utama di Jambi. Danau yang
menyimpan legenda Calupat dan Calungga ini menjadi tempat berlangsungnya
Festival Masyarakat Peduli
Danau Kerinci (FMPDK) yang diadakan setiap tahun. Festival tahunan ini sudah
dimulai sejak tahun 1999. Kegiatannya adalah menampilkan berbagai macam atraksi
kesenian masyarakat Jambi sebagai suguhan untuk para wisatawan yang datang
berkunjung.
Jika Anda melepaskan pandangan ke tengah danau, maka akan
terlihat perahu-perahu kecil nelayan yang sedang mencari ikan untuk memenuhi
kebutuhan ikan bagi masyarakat Kerinci. Cara yang dilakukan untuk menangkap
ikan juga masih tergolong tradisional, karena untuk menjaga kealamian Danau.
Hebatnya, penangkapan ikan yang dilakukan pada malam hari biasa dilakukan tanpa
menggunakan alat bantu pernafasan. Sementara itu Usaha perikanan di Danau
Kerinci menghasilkan sebanyak 780 Ton ikan pertahun.
Di kawasan ini Anda juga akan melihat sekumpulan
burung-burung seperti burung belibis dan menjadi tempat minum berbagai jenis
satwa. Menarik bukan, melihat keindahan alam ditemani satwa-satwa yang ramah dalam
perjalanan wisata Anda.
Sementara desa-desa yang berada di sekitar danau,
ditemukan sejumlah batu berukir yang dipercaya sebagai peninggalan manusia
megalit yang hidup ribuan tahun lalu. Penemuan tersebut menunjukan ada peradaban yang
pernah berkembang disini dan bisa menjadi kajian sejarah khasanah negeri.
Objek Wisata Alam
Berwisata ke Danau Kerinci, pastikan stamina Anda dalam
keadaan yang fit. Pasalnya, banyak hal yang bisa Anda lakukan ketika sudah
sampai Kawasan Danau Kerinci. Jika Anda hobi memancing, jangan lupa membawa
perlengkapan pancing Anda, karena di sini hidup beberapa jenis ikan yang bisa
Anda pancing. Anda juga
bisa melakukan aktivitas berenang atau perkemahan dengan keluarga atau sahabat.
Di sepanjang pinggiran danau, merupakan tempat yang sangat cocok untuk melihat
pemandangan Danau Kerinci. Di sana Anda akan melihat perahu para nelayan yang
sedang menangkap ikan bagaikan nelayan yang ada di pantai-pantai.
Batu Peninggalan Megalitikum di Danau Kerinci,
JambiDi sekitar Danau Kerinci terdapat beberapa lokasi yang menarik lainnya.
Keelokan Danau Kerinci dapat Anda nikmati dari atas melalui Tanjung Hatta.
Mengapa Hatta? Karena dahulunya mantan Presiden Republik Indonesia Bung Hatta
sering menikmati panorama Danau Kerinci, bahkan menanam pohon di sana. Anda juga bisa
mengunjungi Desa Seleman, dimana di sana terdapat Rumah Laheik sebagai rumah
khas Kerinci. Ada juga Desa Pulau Tengah yang terdapat Dolmen Batu Raja dan
Masjid Keramat Pulau Tengah. Anda juga dapat melihat sejumlah batu berukir
peninggalan manusia megalit. Batu ukir ini dipercaya mejadi bukti bahwa wilayah
di sekitar Danau Kerinci adalah daerah yang pernah dihuni manusia purba.
Usai menikmati keindahanya, saatnya melanjutkan
dengan wisata kuliner di sekitar danau. Ke Danau Kerinci rasanya belum lengkap
kalau Anda belum mencoba makanan dan minuman khas daerah Kerinci. Anda harus
coba santapan Beras Payo, Gulai Ikan Semah, Dendeng Beteko, Kacang Tojin,
Lemang dan Jeruk Pelompek, ditemani secangkir Kopi Kerinci atau Teh Kayu Aro.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut
pakar geologi lembah Kerinci (enklave) terbentuk karena adanya letupan gunung berapi
dan penurunan Bukit Barisan. Air yang terdapat di gunung – gunung di sekitar
lembah, mengisi lembah ini sehingga membentuk sebuah danau besar. Dengan adanya
proses yang timbul dari gejala – gejala alam selama ribuan tahun, danau besar
tadi mengecil menjadi Danau Kerinci sekarang dan airnya mengalir lewat sungai
Batang Merangin. Daerah ini terkena alur patahan Sumatera, dapat saja secara
periodik terjadi gempa tektonik sebagai akibat gerakan bagian–bagian dari
lithosfera yang mendapat tekanan horizontal berlawanan arah.
Danau yang berada di Kabupaten Kerinci ini merupakan
danau terbesar kedua di Sumatra, setalah Danau Toba. Selain pemandangannya yang
sangat menawan, danau ini juga berfungsi sebagai salah satu sumber daya air di
Kabupaten Kerinci dan
Provinsi Jambi. Air di danau ini mampu untuk menyuplai kebutuhan air
masyarakat, baik untuk pertanian, maupun kebutuhan air minum.
B.
Saran
Saran yang
saya berikan adalah manfaatkan kekayaan alam
kita dengan sebaik-baiknya. Selalu menjaga kebersihan dan keasrian tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Dengan begitu
turis Mancanegara maupun turis domestic akan semakin banyak yang berkunjung ke
Negara Indonesia untuk menikmati keindahan alam kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Jorge
A. Vazquez dan Mary R. Reid. Probing the Accumulation History of the Voluminous
Kerinci Magma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar