Entri yang Diunggulkan

Makalah kebersihan lingkungan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk yang serba indah. Dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat me...

Selasa, 19 Maret 2019

Makalah Konservasi Air


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Air merupakan asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga penyediaan air baku untuk kebutuhan domestik, irigasi dan industri menjadi menjadi perhatian dan prioritas utama. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai banyak manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dijelaskan bahwa sumber daya air merupakan bagian dari kekayaan alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Negara Indonesia sendiri mempunyai ketersediaan air yang melimpah dibandingkan negara- negara yang berada di benua Afrika, tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan air dan harus berjalan berkilo- kilo meter untuk mendapatkan air.
Meskipun pengelolaan sumber daya air sudah di atur dalam konstitusi negara, akan tetapi tingkat kesadaran Indonesia dalam menghargai sumber daya air masih kurang. Untuk itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui tentang konservasi sumber daya air agar ketersediaan air yang ada dapat digunakan dengan optimal dan terjaga kelestariaannya. Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian, tujuan dan contoh kegiatan konservasi sumber daya air.
 Pada sisi lain penyediaan air yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga, perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas – dalam arti terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, perkotaan, dan industri.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumber daya air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan makhluk serta sangat strategis bagi pembangunan perekonomian, menjaga kesatuan dan ketahanan nasional sehingga harus dikelola secara terpadu, bijaksana, dan professional.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Konservasi Air
2.      tujuan Konservasi Air
3.      Siklus Hidrologi
4.      Hubungan Konservasi Air dan Hidrologi Tanah
5.      Teknik Konservasi Tanah dan Air















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konservasi Air
Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan mengurangi penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial.

B.     Tujuan Konservasi Air
Usaha konservasi air bertujuan untuk:
  1. Keseimbangan - Untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari sebuah ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya.
  2. Penghematan energi - Pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah mengonsumsi energi besar. Di beberapa daerah di dunia (contohnya, California)[1].
  3. Konservasi habitat - Penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air, termasuk usaha-usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air lain (pemeliharaan yang lama).
Konservasi air melibatkan peran serta aktif dari masyarakat dan menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat. Upaya untuk konservasi air adalah sebagai berikut :
1.      Menata ulang tata kota agar berbasis ekologis
2.      Membuat “rumah” untuk cacing tanah. Rumah itu disebut dengan biopori atau pori-pori hidup di dalam tanah. Cacing tanah adalah organisme dari kelas oligochaeta yang mampu menembus tanah hingga kedalaman 8 m. Dengan membuat satu rumah cacing, paling tidak kita akan mendapatkan sebidang tanah yang pori-porinya cukup ramah untuk menerima limpasan air hujan dan menyimpannya pada kedalaman yang lebih dalam. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi kelangkaan air pada musim kemarau.
3.      Melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat dibutuhkan (kemarau) terutama  untuk pemenuhan kebutuhan domestik (seperti desa saya-Waimana-Larantuka- Flores Timur)
4.      Pembangunan waduk
5.      Menjaga kelestarian sawah sebagai preservasi air
6.      Memulai program pengijauan pada lahan kosong
7.      Penggunaan teknologi Biogas guna mengurangi risiko polusi sungai dan sumber air oleh kegiatan peternakan
8.      Mendaur ulang air limbah atau Curieau atau disebut juga Aqua Industrial Water Treatment.

C.    Hidrologi
Hidrologi adalah Cabang ilmu Geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu Hidrologi dikenal sejak zaman 1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air dibumi.
Penelitian Hidrologi juga bermanfaat lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

D.    Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi - Siklus Hidrologi adalah sirkulasi atau perputaran air yang berkesinambungan dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Siklus hidrologi secara lebih lebih sederhana yaitu peredaran air dari laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian akan jatuh kembali pada permukaan bumi dalam bentuk hujan, kemudian mengalir didalam tanah dan diatas permukaan tanah sebagai sungai yang menuju ke laut.
Siklus hidrologi (Hydrologic Sycle) merupakan peredaran air dibumi melalui udara, permukaan tanah maupun lapisan dibawah permukaan tanah dan ini bisa berlangsung berkat ketersediannya sumber energi matahari, komponen-komponen utama dari bagian siklus hidrologi adalah :
a. Penguapan (Evapo-transpirasi).
b. Curah hujan (Precipitasi).
c. Limpasan permukaan (Surface Run Off).
d. Resapan (Infiltrasi).
Panasnya air laut serta didukung oleh pancaran sinar matahari, yang mana matahari merupakan kunci sukses dari siklus hidrologi untuk mampu bersirkulasi secara terus menerus dalam proses terjadinya penguapan air /evaporasi, yang kemudian akan jatuh ke bumi karena prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, kabut dan sebagainya. Prespitasi juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.). Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan sumber utama air tawar di planet ini. Diperkirakan sekitar 505.000 km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di lautan.
Bila didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1,1 m. Setelah prespitasi, pada perjalanannya ke bumi akan berevaporasi kembali keatas atau langsung diintersepsi ( proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi di atas permukaan tanah, tertahan beberapa saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. ) oleh tanaman disaat sebelum mencapai tanah.

E.     Hubungan Air Hidrologi Tanah
Hidrologi Air Tanah Hidrologi air tanah adalah cabang hidrologi yang berhubungan dengan air tanah dan didefinisikan sebagai ilmu tentang keterdapatan, penyebaran, dan pergerakan air di bawah permukaan bumi. Geohidrologi mempunyai mempunyai makna yang sama dan hidrogeologi dibedakan hanya oleh penekanannya yang lebih besar pada aspek kegeologian (Todd, 1980, h,1).
Oleh sebab itu uraian mengenai air tanah tidak akan lepas dari ilmu hidrologi, mulai dari kejadian air tanah, hingga pergerakan air tanah, sampai akhirnya mencapai lajur jenuh di dalam akuifer.
1.      Daur Hidrologi Hampir semua air tanah merupakan komponen dalam daur hidrologi, termasuk air permukaan dan atmospheric waters (uap air). Sebagian kecil air tanah dapat masuk ke dalam daur ini dari masing-masing sumbernya (Todd dan Mays, 2005).
2.      Daur Tertutup Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk daur aliran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Air berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan proses penguapan atau evaporasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat perbedaan suhu di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi keadaan cairan. Bila suhu berada di bawah titik beku kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil tumbuh oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir air sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri (secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses turunnya butir air ini disebut dengan hujan. Bila suhu udara turun sampai di bawah 00 C, maka butir air akan berubah menjadi salju (Chow dkk., 1988).
Salju jadi persoalan yang penting di tempat atau negara yang mempunyai perbedaan suhu yang besar. Pada waktu musim panas suhu bisa mencapai + 350 C, namun pada waktu musim dingin suhu bisa mencapai – 350 C (bahkan lebih). Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman. Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap/ tinggal untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan, danau, tempat-tempat yang rendah dll., maupun retensi buatan manusia seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll. Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut larian permukaan (run off) karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau ataupun waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai yang kecil menuju ke sistem sungai yang besar dan akhirnya akan menuju mulut sungai atau sering disebut muara yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut. Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah dalam bentuk-bentuk infiltrasi, perkolasi, dan kapiler.
Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran air tanah dangkal, aliran air tanah dalam, aliran air tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada waktu musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu masih ada aliran secara tetap dan menerus. Akibat panas matahari air di permukaan bumi juga akan berubah wujud menjadi gas/uap melalui proses evaporasi dan bila proses tersebut melalui tanaman disebut transpirasi. Air akan diambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman tersebut, lalu air di dalam tanaman juga akan keluar berupa uap akibat energi panas matahari. Proses pengambilan air oleh akar tanaman kemudian terjadinya penguapan dari dalam tanaman disebut sebagai evapo-transpirasi.
Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai, danau, embung, waduk maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar. Walaupun laut adalah tempat dengan sumber air terbesar namun tidak bisa langsung dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan karena mengandung garam dan dikenal dengan nama air asin . Uap dan gas mengalir dan bergerak di atmosfer. Proses selanjutnya sama dengan yang diuraikan di awal sub-bab ini. Kejadian tersebut membentuk suatu pergerakan berulang dan disebut daur atau siklus hidrologi. Daur ini merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara global di bumi. Daur hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila dilihat keseimbangan air secara menyeluruh maka air tanah dan aliran permukaan: sungai, danau, penguapan dll. merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek yang menjadikan daur hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan daur hidrologi yang tertutup.

F.     Teknik Konservasi Tanah dan Air
Degradasi lahan dapat terjadi lantaran masyarakat cenderung mengeksploitasi  lahan-lahan pertanian dan mengakibatkan penambangan pada tanah. perubahan teknologi atau intensifikasi penggunaan lahan bahkan bisa menggantikan pepohonan dan vegetasi yang berakar dalam dengan tanaman bahan makanan yang berakar dangkal sehingga tanah mudah tererosi. sementara itu laju pembentukan kembali tanah dan lapisan permukaan yang tererosi sangat lamban sehingga degradasi lahan nyaris tidak dapat tergantikan kembali secara cepat. konsep laju kehilangan lapisan permukaan digunakan sebagai pendekatan degradasi lahan. laju erosi diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
  1. Tingkat erosivitas atau faktor curah hujan.
  2. Sifat fisik tanah
  3. Kemiringan  lahan dan panjang lansekap
  4. Karakteristik tanaman penutup tanah dan manajemen usaha tani.
Untuk daerah yang berpendapatan rendah atau tidak ada mempunyai alternatif mata pencaharian lain yang memadai, eksploitasi lahan pertanian yang berlebihan justru akan meningkatkan kecenderungan degradasi lahan. hal yang perlu dicatat adalah apabila intensifikasi penggunaan lahan kering lebih banyak berlangsung pada lahan yang kemiringan curam dan tanpa menghiraukan aspek konservasi, konsekuensi pada degradasi lahan akan semakin besar.
Untuk menanggulangi fenomena degradasi lahan adopsi teknologi konservasi masih ditentukan oleh faktor-faktor keterkaitan antara tingginya tingkat degradasi lahan dan tingkat keuntungan usaha tani pada suatu lahan dan tingkat kemiringan yang berbeda. pada keadan ekstrim, para petani akan mau mengadopsi teknologi konservasi hanya jika terdapat manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut. kemungkinan ekstrim lainnya adalah masyarakat petani sayuran dilereng-lereng bukit yang jelas-jelas mempunyai kecenderungan degradasi lahan yang sangat tinggi mungkin saja enggan mengadopsi teknologi konservasi jika penghasilan dari usaha tani sayuran itu tidak terpengaruh oleh degradasi lahan.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner).






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Peranan air bagi kehidupan adalah untuk keperluan rumah tangga, sebagai komponen dasar dari salah satu media perhubungan, sebagai unsur proses fotosintesis dalam produk tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, keperluan pelayaran dll.
2.      Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan mengurangi penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial.
3.      Hidrologi Hidrologi adalah Cabang ilmu Geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu Hidrologi dikenal sejak zaman 1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air dibumi.
4.      Hidrologi Air Tanah Hidrologi air tanah adalah cabang hidrologi yang berhubungan dengan air tanah dan didefinisikan sebagai ilmu tentang keterdapatan, penyebaran, dan pergerakan air di bawah permukaan bumi. Geohidrologi mempunyai mempunyai makna yang sama dan hidrogeologi dibedakan hanya oleh penekanannya yang lebih besar pada aspek kegeologian (Todd, 1980, h,1).

B.     Saran
Sumber daya air akan lestari apabila dalam pemanfaatannya disertai dengan tindakan konservasi, disamping itu perlu adanya penghijauan untuk melindungi kelestarian sumber daya air. Perlu adanya upaya yang bisa dilakukan supaya potensi mata air tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh penduduk dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Soemitro. 1989.  Konservasi Tanah dan Air, Presentasi Workshop Agroforestry 2004, Fakultas Kehutanan, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Siregar, Sakti A. 2010. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta : Erlangga
Stephanus. 2015. Makalah Air Baku dan Konservasi Air. Diakses melalui http://dokumen.tips/documents/makalah-air-baku-dan-konservasi-air.html pada 18 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB
Suparno, Oto. 2009. Teknologi Proses Pengolahan Air. Bogor : IPB
Ujianto, Bambang, 2006. Faktor Penentu Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Suara Merdeka Cybernews
https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi_air

1 komentar:

  1. Mohon ijin makalah saya adopsi sebagian untuk referensi makalah saya

    BalasHapus