BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi
dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam pe rdarahan di luar haid yaitu metroragia dan
menometroragia
1. Metroragia
adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu
spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
2. Penyebabnya
adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma
serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
3. Menoragia
adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah
kadang-kadang cukup banyak.Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas,
maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan
Perdarahan di luar haid?
2. Apa sajakah yang termasuk perdarahan
diluar haid?
3. Apakah yang dimaksud dengan ulkus
portio?
4. Apa saja penyebab dari ulkus portio?
5. Bagaimanakah tanda dan gejala ulkus
portio?
6. Bagaimanakah penanganan Ulkus
portio?
C.
Manfaat Makalah
1. Dapat mengetahui pengertian
Perdarahan diluar haid dan jenis-jenis perdarahan diluar haid.
2. Dapat mengetahui
pengertian,penyebab, tanda dan gejala serta penanganan dari ulkus portio.
BAB
II
PEMBAHASAN
Perdarahan diluar haid
adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam
perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia.
Beberapa Penyebab dari perdarahan diluar haid
yaitu :
·
Polip serviks
·
Erosi portio
·
Ulkus portio
·
Trauma
·
Polip endometrium
Dari
beberapa penyebab diatas yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu yang
berkaitan dengan Ulkus Portio.
A.
Pengertian
Ulkus portio
adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak
jelas pada ostium uteri eksternum.
B.
Etiologi
·
Penggunaan
IUD
·
Pemakaian
pil
·
Perilaku
seksual yang tidak sehat
·
Trauma
C.
Patofisiologi
Proses
terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
IUD.IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca,
kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi /
koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan
benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel
superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi
ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik
sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan
kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian
ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
D.
Gejala
a. Adanya fluxus
b. Portio terlihat kemerahan dengan
batas tidak jelas
c. Adanya kontak berdarah
d. Portio teraba tidak rata
E. Komplikasi
Terjadi
keganasan
F.
Penanggulangan
1) Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio
mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga
sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2) Menjaga kebersihan vagina
Bila kebersihan vagina tidak dijaga,
maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena
infeksi lainnya.
3) Lama pemakaian IUD harus
diperhatikan.
G.
Efek
samping penggunaan IUD dan penanggulangannya
a.
Infeksi
1)
Gejala :
·
Keluarnya cairan putih yang baru
·
Nyeri perut bagian bawah
·
Suhu ≥ 37ºC
2)
Penyebab
·
Akibat dari pemasangan tidak sesuai dengan
standar baku dan tidak steril.
·
Partner seksual yang banyak dan lama
pemakaian IUD.
3)
Penanggulangan
·
Saling setia pada pasangannya
·
Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
·
Pengobatan dengan albotyl vagina 1x selama
satu minggu.
b.
Keputihan
1)
Gejala : Keluarnya cairan jernih, tidak
berbau dan tidak ada gatal dari vagina
2)
Penyebab
Karena
adanya reaksi endometrium.
3)
Penanggulangan
·
Menjaga kebersihanvagina agar tidak lembab
·
Sering kontrol, jangan kalau ada keluhan saja
·
USG
·
Pengobatan dengan albotyl 36 % nystatisn 1x /
minggu.
c.
Ekspulsi
1)
Gejala
·
Nyeri pada keluhan
·
Terabanya bagian IUD di dalam vagina.
2)
Penyebab
·
Karena ukuran IUD yang tidak sesuai
·
Karena letak IUD yang tidak sempurna.
3)
Penanggulangan
·
Melepas IUD
·
Pemasangan yang sesuai standar
·
Ukuran IUD disesuaikan dengan ukuran uterus.
d.
Translokasi IUD
1)
Gejala
·
Klien merasakan rasa nyeri yang hebat pada
waktu pemasangan
·
Klien tampak menyeringai.
2)
Penyebab
·
Pemasangan yang sulit sehingga dilakukan
pemaksaan
·
Pemasukan inserter dengan arah yang salah
·
Teknik pemasangan IUD dengan push ini.
3)
Penggulangan
·
Kolaborasi dengan dokter untuk USG
·
Angkat IUD dengan laparotomi.
e.
Rasa mules / nyeri / kram perut bawah
1)
Gejala
·
Nyeri / mules / sakit pinggang terutama pada
hari pertama sesudah
pemasangan
pemasangan
·
Wajah klien menyeringai
·
Nyeri tekan pada atas sympisis pada adneksa.
2)
Penyebab Psikis.
·
Letak IUD yang tidak tepat
·
IUD merangsang pembentukan prostaglandin pada
waktu haid.
3)
Penanggulangan
·
Beri konseling pada akseptor
·
IUD dilepas bila nyeri hebat
·
Beri antibiotik 3x 500 mg/hr selama 1 minggu
ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “T“ 1 MINGGU DENGAN ULKUS PORTIO DI PUSKESMAS “ARJOSARI”
A.
PENGKAJIAN
Tanggal
: 25-03-2010 Jam: 17.00 WIB
No.
Reg : 090900909
I.
Data Subyektif
a.
Identitas
Nama
Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. W
Umur
: 35 tahun Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Bangsa
Agama
: Islam Agama : Islam
Pendidikan
: SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat
: Kedung Barik No.87 Alamat : Kedung Barik No. 87
Surabaya
Telp.
:
b.
Anamnesa
1.
Alasan
Kunjungan : Pertama / Rutin / Ada Keluhan
2.
Keluhan
yang dirasa : ibu mengatakan keluar flek darah sejak tanggal 23-03-2010 dan
keluar keputihan agak banyak, berbau, gatal.
3.
Riwayat
Mentruasi
1) Menarche : 13 th
2) HPHT : 20-02-2010
3) Siklus : 28 hari
4) Teratur / Tidak : Teratur
5) Lamanya : 6 – 7 hari
6) Banyak : 3-4 pembalut / hari
7) Sifat : Merah tua, encer tidak
bergumpal, anyir
8) Dismenore : Tidak ada
4. Keikutsertaan dalam KB
Ibu
mengatakan setelah melahirkan anaknya yang pertama ibu memakai KB suntik 1
bulan, kemudian ibu berhenti menggunakan KB suntik 1 bulan sejak 2 minggu
terakhir dan memakai KB IUD selama 1 minggu, saat ini ibu mengeluh keputihan,
warna putih jernih, tidak gatal dan tidak bau, dan keluar flek-flek sejak tgl
23-03-2010.
1) Cara KB terakhir
Ibu mengatakan terakhir menggunakan
IUD.
2) Jumlah anak hidup
Laki-laki : 1 orang hidup umur 3
tahun
Perempuan : – orang
3) Jumlah anak lahir hidup kemudian
meninggal
Laki-laki : – orang
Perempuan : – orang
4) Apakah ibu sedang menyusui
Ibu mengatakan tidak sedang menyusui
5) Pengetahuan ibu tentang metode KB
Ibu mengatakan hanya mengetahui
metode KB pil, suntik dan IUD.
6) Kebiasaan-kebiasaan merokok : Tidak
ada
Sejak kapan : -
7) Riwayat pernyakit yang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit
kronis atau menahun seperti jantung, ginjal dan paru-paru. Tidak memiliki
penyakit penular seperti TBC, thypoid, Hepatitis dan HIV/AIDS serta tidak
terdapat riwayat penyakit keturunan seperti DM, Asma ataupun HT.
II. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Apatis
Cara berjalan : Gontai
Postur tubuh : Tegak
Ekspresi wajah : Kesakitan
Status emosional : Labil
TB/BB : 157 cm/55 kg
2. Tanda-tanda
Vital
T = 160/120 mmHg
S = 378° C
N = 96x/mnt
RR = 18x/mnt
3. Pemeriksaan
Fisik
Muka : Bersih, pucat, tidak oedem,
tidak ada chloasma.
Mata :
Simetris, palpebra tidak oedem, sklera tidak ikterus, conjunctiva pucat.
Hidung : Bersih, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak
ada serumen , daun telinga tidak ada kelainan.
Mulut : Bersih, lidah bersih, bibir
lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan V. Jugularis.
Mammae : Bersih, Simetris ka/ki ,
pembesaran : ada, Konsistensi : Tegang. Massa abnormal (-), Putting susu ka/ki
menonjol, terdapat pengeluaran colostrum, Hyperpigmentasi areola ka/ki (-),
puting susu normal.
Dada :
Simetris, tidak ada retraksi interkosta.
Abdomen : Bersih, massa abnormal
(-), nyeri tekan (+), Tidak ada bekas luka operasi, Bising usus terdengar.
Genetalia :
Inspeksi genetalia eksterna : kotor,
terdapat pengeluaran darah, Tidak oedem, tidak ada varices, terdapat flour
albus berbau, perih, warna keju.
Palpasi kelenjar bartolini : tidak
ada pembengkakan kelenjar bartholmi.
Anus : Bersih,
tidak ada haemorroid.
Ekstremitas (at/bw) : Simetris,
tidak oedema, tidak ada varices.
4. Pemeriksaan Khusus (Untuk IUD)
1) Inspekulo
( pemeriksaan dengan speculum)
:
Terlihat benang
IUD ± 3 cm didepan portio.
·
Adakah
lesi pada serviks : ada dengan batas tidak jelas
·
Apakah
keputihan / spoting : ada, berbau, perih/gatal, berwarna kuning keju.
·
Portio
terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas.
2) Bimanual
·
Gerakkan
serviks bebas
·
Tidak
ada tanda-tanda kehamilan.
·
Ante
fleksi
·
Tidak
nyeri goyang pada adneksa
·
Pemeriksaan
lab tidak dilakukan
III. Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan
Kebutuhan
Diagnosa
: Akseptor IUD (CuT 380A) 1 minggu dengan erosi porsio k/u kurang baik.
Masalah
: anemia. nyeri abdomen. ibu mengeluh perih pada vagina
IV. Planning
Tanggal
25-03-2010 Jam : 17.30 WIB
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu yang kurang saat ini.
R/
meningkatakan pengetahuan ibu dan keluarga tentang kondisi kesehatan ibu saat
ini.
E/
ibu dan keluarga mengetahui tentang kondisinya
2. Ajak diskusi keluarga mengenai
(baik/buruknya) alternative tempat rujukan yang dituju
R/
mengurangi resiko gugat bila terdapat kegawatan.
E/
ibu dan keluarga memahami alternative pilihan tempat rujukan dan mampu memilih
tempat rujukan yang tepat.
3. Kolaborasi dengan tempat rujukan
yang dituju
R/
persiapan tempat rujukan
E/
tempat rujukan telah menerima pasien dan mempersiapkan penerimaan rujukan
4. Pasang Infus RD5%
R/
menganti cairan dan nutria dalam tubuh ibu
E/
k/u ibu lebih baik
5. Siapkan transfuse darah
R/
persiapan kegawatan
E/
alat-alat transfuse darah sudah disiapkan
6. Siapkan BAKSOKU
R/
persiapan untuk merujuk dan penanganan segera bila terdapat kegawatan
E/
persiapan untuk merujuk sudah lengkap
7. Segera Rujuk ibu ke RS dengan
persetujuan keluarga.
R/
penanganan segera masalah kesehatan ibu.
E/
ibu dirujuk dengan dampingan suami dan bidan sampai pada termpat rujukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus portio adalah suatu pendarahan
dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri
eksternum.
Penanggulannya
yaitu :
1. Membatasi hubungan suami istri
Adanya
ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan
sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2. Menjaga kebersihan vagina
Bila
kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio,
sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3. Lama pemakaian IUD harus
diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ingateros.com/2011/03/ulkus-portio.html
http://ulkusportio.org/
http://www.cancerhelps.com/ulkus-portio.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar